Save Palestine

header ads

Hadits Arba'in 3: Rukun Islam


Hadits ketiga:

عَنۡ أَبِي عَبۡدِ الرَّحۡمَنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ بۡنِ الۡخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ : سَمِعۡتُ رَسُوۡلَ اللهِ ﷺ يَقُوۡلُ : بُنِيَ الۡإِسۡلَامُ عَلَى خَمۡسٍ : شَهَادَةِ أَنۡ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوۡلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيۡتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الۡبَيۡتِ وَصَوۡمِ رَمَضَانَ . – رواه البخاري ومسلم

Dari Abu Abdurrahman ‘Abdullah bin Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhuma, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

“Islam dibangun di atas lima perkara: Persaksian bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa Ramadhan.” (Shahih Al-Bukhari No. 8, Shahih Muslim No. 16 dan At-Tirmidzi No. 2609).

Hadits ini menjadi salah satu dalil tentang rukun Islam, yaitu:

  1. Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
  2. Mendirikan shalat
  3. Menunaikan zakat
  4. Berpuasa Ramadhan
  5. Haji ke Baitullah

Imam An-Nawawi berkata:

Siapa yang mengerjakan kelima rukun ini, maka telah sempurna keislamannya. Sebagaimana halnya rumah menjadi sempurna dengan pilar-pilarnya, demikian pula Islam dengan rukun-rukunnya.

Lima perkara yang disebutkan dalam hadits ini adalah pokok-pokok bangunan. Adapun tambahan dan penyempurnaannya—kewajiban yang lain dan amalan sunnah—adalah hiasan bangunan. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

اَلۡإِيۡـمَانُ بِضۡعٌ وَسَبۡعُونَ أَوۡ بِضۡعٌ وَسِتُّونَ شُعۡبَةً فَأَفۡضَلُهَا قَوۡلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَدۡنَاهَا إِمَاطَةُ الۡأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالۡحَيَاءُ شُعۡبَةٌ مِنَ الۡإِيۡـمَانِ .

“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘Laa Ilaaha Illallah’, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan cabang dari iman.” (Shahih Al-Bukhari No. 8 dan Shahih Muslim No. 35).

Imam Ibnu Daqiq mengutip perkataan Abu Al-Abbas Al-Qurthubi rahimahullah:

“Kelima perkara ini adalah asas Agama Islam dan kaidah-kaidahnya, di mana Islam dibangun di atasnya. Beliau hanya menyebut lima perkara ini dan tidak menyebutkan jihad di bersamanya, padahal jihad membantu Islam dan menundukkan penentangan kaum kafir. Hal ini disebabkan karena lima perkara ini adalah kewajiban yang bersifat terus menerus, sedangkan jihad termasuk fardhu kifayah yang kadang kala gugur di suatu waktu.”

Syaikh Al-Utsaimin berkata:

“Nabi menjelaskan dalam hadits ini bahwa Islam itu berkedudukan sebagai bangunan yang menaungi pemiliknya dan melindunginya dari dalam dan dari luar.”


Perbedaan Urutan Puasa dan Haji

Imam An-Nawawi berkata: Riwayat ini mendahulukan haji dari puasa. Namun ini hanya sekedar urutan dalam penyebutan, bukan secara hukum, karena kewajiban puasa Ramadhan dijalankan sebelum haji. Dalam riwayat yang lain, puasa disebutkan lebih dahulu daripada haji.

Ibnu Hajar Al-Atsqalani menjelaskan:

Di sini haji didahulukan daripada puasa, dan atas dasar inilah Imam Al-Bukhari membuat urutan bab dalam kitabnya, yaitu dari jalur periwayatan Hanzhalah. Namun dalam riwayat Imam Muslim dari jalur Sa’ad bin Ubadah, puasa didahulukan dari haji. Kata perawi: “Seseorang bertanya, ‘haji dan puasa Ramadhan?’ Ibnu Umar menjawab: “Puasa Ramadhan dan haji. Demikian aku mendengar dari Rasulullah .”

Dalam hadits ini ada kesan bahwa riwayat Hanzhalah dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan secara makna. Ini ditegaskan dalam riwayat Al-Bukhari pada bab At-Tafsir, puasa didahulukan daripada zakat. (Al-Fath, 1/66).


Syahadatain

أشهد أن لا إله إلّا الله وأشهد أنّ محمدًا رسول الله

Syahadatain memiliki dua komponen utama, yaitu: syahadat tauhid dan syahadat rasul.

Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan, kedua komponen itu dihimpun dalam satu rukun karena ibadah tidak akan sempurna kecuali dengan dua perkara: ikhlas karena Allah dan mutaba’ah (mengikuti) sunnah Rasulullah.

Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata bahwa kalimat syahadat adalah kunci pintu langit. Sehingga bila pintu langit terbuka, maka amalan hamba akan sampai di sisi Allah.


Shalat

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

... إِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتۡ عَلَى الۡمُؤۡمِنِينَ كِتٰبًا مَّوۡقُوتًا  ١٠٣

“... Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’ [4]: 103).

... إِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنكَرِ ... ٤٥

“... Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar...” (QS. Al-’Ankabut [29]: 45).


Shalat fardhu ada 5 waktu: Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya.

Dalam sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Qatadah bin Rib’i mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Allah berfirman:

إِنِّيۡ فَرَضۡتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمۡسَ صَلَوَاتٍ وَعَهِدۡتُ عِنۡدِي عَهۡدًا أَنَّهُ مَنۡ جَاءَ يُحَافِظُ عَلَيۡهِنَّ لِوَقۡتِهِنَّ أَدۡخَلۡتُهُ الۡجَنَّةَ وَمَنۡ لَـمۡ يُحَافِظۡ عَلَيۡهِنَّ فَلَا عَهۡدَ لَهُ عِنۡدِي .

“Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat 5 waktu, dan Aku telah menetapkan perjanjian di sisi-Ku bahwa siapa yang menjaga waktu-waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa yang tidak menjaganya, maka tidak ada perjanjian di sisi-Ku.” (HR. Abu Daud: 430 dan Ibnu Majah: 1403. Hadits ini hasan menurut Syaikh Al-Albani).

Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:

رَأۡسُ الۡأَمۡرِ الۡإِسۡلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ .

“Inti (pokok) dari segala perkara adalah Islam dan tiangnya adalah shalat.” (HR. At-Tirmidzi: 2616 dan Ibnu Majah: 3973. Al-Hafizh Abu Thahir berkata bahwa hadits ini hasan).

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

اَلصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّينِ فَمَنۡ تَرَكَهَا فَقَدۡ هَدَمَ الدِّينَ .

“Shalat adalah tiang agama. Barang siapa meninggalkannya berarti ia telah meruntuhkan agama.” (Syaikh Al-Albani berkata bahwa hadits ini dha’if dalam Dha’if Al-Jami’, No. 3566).

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ ما يُحاسَبُ بِهِ العبۡدُ يَوۡمَ القِيامةِ مِنۡ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنۡ صَلُحَتۡ فَقَدۡ أَفۡلَحَ وَأَنۡجَحَ وَإِنۡ فَسَدَتۡ فَقَدۡ خَابَ وَخَسِرَ .

“Sesungguhnya amalan seseorang yang pertama dihisab ialah shalatnya, maka jika shalatnya baik, sungguh berbahagia dan beruntunglah ia, namun jika shalatnya rusak, sungguh menyesal dan merugilah ia.” (HR. At-Tirmidzi: 413, Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

عَنۡ أُمِّ فَرۡوَةَ قَالَتۡ سُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ أَيُّ الۡأَعۡمَالِ أَفۡضَلُ قَالَ الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقۡتِهَا .

Dari Ummu Farwah, dia berkata, “Rasulullah ﷺ ditanya apakah amalan yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Mengerjakan shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud: 426 dan At-Tirmidzi: 170).

مَا سَلَكَكُمۡ فِي سَقَرَ ٤٢ قَالُواْ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّينَ ٤٣

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam (neraka) Saqar? Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS. Al-Muddatstsir [74]: 42-43).


Zakat

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

خُذۡ مِنۡ أَمۡوٰلِهِمۡ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمۡۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  ١٠٣

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah [9]: 103)


Puasa

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).


Haji

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

... وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَيۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلًاۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعٰلَمِينَ  ٩٧

“...Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran [3]: 97).


Faedah Hadits

Imam An-Nawawi rahimahullah memasukkan dua hadits yang memuat rukun Islam secara berturut-turut dalam kitab Al-Arba’in ini. Hal ini menunjukkan bahwa perkara ini sangat penting dan fundamental bagi kaum muslimin.


Kesimpulan

  1. Rukun Islam adalah asas pokok dalam syariat Islam yang terus berlaku sepanjang masa.
  2. Siapa yang mengerjakan kelima rukun ini, maka telah sempurna keislamannya. Sebagaimana halnya rumah menjadi sempurna dengan pilar-pilarnya.
  3. Lima perkara yang disebutkan dalam hadits ini adalah pokok-pokok bangunan. Adapun tambahan dan penyempurnaannya—kewajiban yang lain dan amalan sunnah—adalah hiasan bangunan.
  4. Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan bahwa Islam adalah bangunan yang melindungi pemiliknya.


Allahu A’lam...


* * *

Referensi:

Sayyid Ibrahim al-Huwaithi, Syarah Arba'in an-Nawawiyah, Darul Haq, cet. XIV (2019)

Posting Komentar

0 Komentar