Tentang Kitab al-Jawahirul Kalamiyah
Judul Asli : Al-Jawahirul Kalamiyah, fi Idhahil ‘Aqidatil Islamiyah
Penulis : Syaikh Thahir bin Shalih al-Jaza`iri
Penerbit : Maktabah Ahmad Nabhan, Surabaya
Kitab ini berisi pelajaran ilmu tauhid dasar. Pembahasannya mudah, padat dan logis. Kitab ini disusun dengan metode tanya jawab, sehingga akan memudahkan pemahaman dan langsung pada tujuan pembahasan.
Isi kitab ini pada dasarnya adalah menjelaskan konsep dasar keimanan umat Islam yang penulis sebut dengan Pokok-pokok Aqidah Islam, atau yang lebih populer dengan istilah Rukun Iman.
Konsep yang dijabarkan oleh Syaikh Thahir secara umum sejalan dengan pernyataan Imam Asy’ari tentang 50 pokok Aqidah Islam yang beliau tulis dalam kitabnya Al-Ibanah ‘an Ushulid-Diniyah, walaupun terdapat sedikit perbedaan terutama dalam penjelasan sifat-sifat Allah.
Kitab Jawahirul Kalamiyah ini adalah kitab yang cukup mudah dipahami. Syaikh Thahir menulis kitab ini dengan metode tanya jawab sehingga mudah dalam memberikan contoh untuk persoalan masalah tauhid, baik dalam lingkup pendidikan sekolah maupun persoalan umum di masyarakat.
Secara keseluruhan, buku ini berisi 102 pertanyaan dan jawaban yang dibagi ke dalam 7 pokok pembahasan utama, yaitu:
- Pengantar; 3 soal jawab
- Pembahasan Pertama: Iman Kepada Allah; 26 soal jawab
- Pembahasan Kedua: Iman Kepada Malaikat; 3 soal jawab
- Pembahasan Ketiga: Iman Kepada Kitab-kitab Allah; 8 soal jawab
- Pembahasan Keempat: Iman Kepada Rasul Allah; 19 soal jawab
- Pembahasan Kelima: Iman Kepada Hari Akhir; 19 soal jawab
- Pembahasan Keenam: Iman Kepada Qadar; 6 soal jawab
- Penutup; 17 soal jawab.
المقدمة
وَتَشۡتَمِلُ
عَلَى ثَلَاثِ مَسَائِلَ
Pendahuluan: Mencakup Tiga Pertanyaan
س : مَا مَعۡنَى
الۡعَقِيۡدَةِ الۡإِسۡلَامِيَّةِ ؟
ج : اَلۡعَقِيۡدَةُ الۡإِسۡلَامِيَّةُ
هِيَ الۡأُمُوۡرُ الَّتِي يَعۡتَقِدُهَا الۡأَهۡلُ الۡإِسۡلَامِ أَيۡ يَجۡزِمُوۡنَ
بِصِحَّتِهَا.
س : مَا مَعۡنَى الۡإِسۡلَامِ ؟
ج : اَلۡإِسۡلَامُ هُوَ
الۡإِقۡرَارُ بِاللِّسَانِ، وَالتَّصۡدِيقُ بِالۡقَلۡبِ بِأَنَّ جَمِيعَ مَا جَاءَ
بِهِ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ ﷺ حَقٌّ وَصِدۡقٌ.
س : مَا أَرۡكَانُ الۡعَقِيدَةِ الۡإِسۡلَامِيَّةِ،
أيۡ أَسَاسُهَا ؟
ج : أَرۡكَانُ الۡعَقِيدَةِ
الۡإِسۡلَامِيَّةِ سِتَّةُ أشۡيَاءَ : وَهِيَ الۡإِيمَانُ بِاللهِ تَعَالَى، وَالۡإِيمَانُ
بِمَلَائِكَتِهِ، وَالۡإِيمَانُ بِكُتُبِهِ، وَالۡإِيمَانُ بِرُسُلِهِ، وَالۡإِيمَانُ
بِالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ، وَالۡإِيمَانُ بِالۡقَدَرِ.
1. Pertanyaan : Apa makna Aqidah Islam?
Jawab : Aqidah Islam adalah segala hal yang telah menjadi keyakinan kaum muslimin dan mereka mengakui kebenarannya.
2. Pertanyaan : Apa arti Islam?
Jawab : Islam adalah mengakui dengan lisan dan membenarkan dalam hati bahwa sesungguhnya ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ adalah perkara yang haq dan benar.
3. Pertanyaan : Apa rukun-rukun atau dasar-dasar aqidah Islam?
Jawab : Rukun Aqidah Islam ada enam yaitu; Iman kepada Allah Ta’ala, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, Hari Akhir, dan takdir-Nya.
المَبۡحَثُ الأَوَّلُ
فِيۡ
الۡإِيمَانِ بِاللّٰهِ سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى
س : كَيۡفَ الۡإِيمَانُ بِاللهِ سُبۡحَانَهُ
وَتَعَالَى إِجۡمَالًا ؟
ج : هُوَ أَنۡ نَعۡتَقِدَ
أَنَّ اللهَ سبحانه وتعالى مُتَّصِفٌ بِجَمِيعِ صِفَاتِ الۡكَمَالِ، وَمُنَزَّهٌ
عَنۡ جَمِيعِ صِفَاتِ النُّقۡصَانِ.
س : كَيۡفَ الۡإِيمَانُ بِاللهِ سُبۡحَانَهُ
وَتَعَالَى تَفۡصِيلًا ؟
ج : هُوَ أَنۡ نَعۡتَقِدَ
أَنَّ اللهَ سبحانه وتعالى مَوۡصُوۡفٌ بِالۡوُجُوۡدِ وَالۡقِدَمِ وَالۡبَقَاءِ وَالۡـمُخَالَفَةُ
لِلۡحَوَادِثِ وَالۡقِيَامُ بِنَفۡسِهِ وَالۡوَحۡدَانِيَّةِ وَالۡحَيَاةِ وَالۡعِلۡمِ
وَالۡقُدۡرَةِ وَالۡإِرَادَةِ وَالسَّمۡعِ وَالۡبَصَرِ وَالۡكَلَامِ وَأَنَّهُ
حَيٌّ عَلِيمٌ قَادِرٌ مُرِيدٌ سَمِيعٌ بَصِيرٌ مُتَكَلِّمٌ.
- Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah. Sifat nafsiyah hanya satu: Wujud.
- Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat kebalikannya, yaitu meniadakan sifat-sifat yang berlawanan dengan kesempurnaan-Nya. Sifat salbiyah ada lima: qidam, baqa`, mukhalafatu lil hawadits, qiyamuhu binafsih dan wahdaniyah.
- Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Jumlahnya ada tujuh, yaitu: qudrah, iradah, ‘ilmu, hayat, sama’, bashar dan kalam.
- Sifat Ma’nawiyah, yaitu kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri. Bila ada sesuatu yang telah memiliki sifat ma’ani, otomatis sifat tersebut menetapkan hukum padanya, hukum itulah yang disebut sifat ma’nawiyah. Artinya, sifat ma’nawiyah adalah suatu keadaan yang selalu menetapi sifat ma’ani. Contoh, dzat yang memiliki sifat ‘ilmu, pasti memiliki keadaan kaunuhu ‘aliman (keberadaannya sebagai dzat yang berilmu). Dengan demikian jumlah sifat ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu tujuh.
* * *
0 Komentar