Kitab Fiqh Wadhih disusun oleh Prof. DR. Mahmud Yunus yang wafat tahun 1982. Beliau adalah seorang ulama dan ahli tafsir yang sangat berjasa dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
salah satu karyanya adalah kitab Fiqh Wadhih yang membahas mengenai bab-bab fiqih yang umum ditemui di masyarakat. Kitab Fiqh Wadhih ini terdiri dari 3 jilid dan masih banyak dijadikan sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah di Indonesia. Kitab fiqih ini disusun berdasarkan kaidah hukum fiqih madzhab Syafi'i karena memang madzhab Syafi'i adalah madzhab yang umum dianut oleh umat Islam di Indonesia.
Pada kesempatan ini kami akan menerjemahkan dan membahas kitab Fiqh Wadhih Juz 3 bab qurban
اَلۡأُضۡحِيَّةُ
تَرَى
فِي يَوۡمِ عِيۡدِ الۡأَضۡحَى أَنَّ بَعۡضَ الۡمُسۡلِمِينَ يَذۡبَحُونَ غَنَمًا
أَوۡ بَقَرَةً وَيُوَزِّعُونَ لَحۡمَهُ لِلۡفُقَرَاءِ وَالۡمَسَاكِينِ تَقَرُّبًا
إِلَى اللّٰهِ تَعَالَى. وَهٰذَا يُسَمَّى الۡأُضۡحِيَّةَ ( اَلۡقُرۡبَانَ ).
وَالۡأُضۡحِيَّةُ
سُنَّةُ كِفَايَةٍ فِي حَقِّ أَهۡلِ الۡبَيۡتِ وَالۡوَاحِدِ إِذَا كَثُرَ
عَدَدُهُمۡ وَإِنۡ كَانَ فَرۡدًا وَاحِدًا فَتُسَنُّ لَهُ الۡأُضۡحِيَّةُ سُنَّةَ
عَيۡنٍ.
وَيَبۡتَدِئُ
وَقۡتُ الۡأُضۡحِيَّةِ مِنۡ بَعۡدِ مُضِيِّ مِقۡدَارِ صَلَاةِ رَكۡعَتَيۡنِ وَخُطۡبَتَيۡنِ
مِنۡ طُلُوعِ شَمۡسِ يَوۡمِ عِيدِ الۡأَضۡحَى إِلَى غُرُوبِ الشَّمۡسِ فِي آخِرِ
أَيَّامِ التَّشۡرِيقِ ( وَأَيَّامُ التَّشۡرِيقِ هِيَ: ١١، ١٢، ١٣
مِنۡ ذِى الۡحِجَّةِ ).
وَتَكُونُ
الۡأُضۡحِيَّةُ بِذَبۡحِ جَذَعَةِ ضَأۡنٍ ( كَبۡشٍ )، بَلَغَ عُمۡرُهَا سَنَةً
وَدَخَلَتۡ فِي السَّنَةِ الثَّانِيَةِ أَوۡ ثَنِيَّةِ مَعۡزٍ بَلَغَ عُمۡرُهَا
سَنَتَيۡنِ وَدَخَلَتۡ فِي الثَّالِثَةِ، وَهٰذِهِ الۡأُضۡحِيَّةُ تُجۡزِئُ لِلۡفَرۡدِ
الۡوَاحِدِ أَوۡ لِأَهۡلِ الۡبَيۡتِ الۡوَاحِدِ. أَمَّا الۡبَقَرُ أَوِ الۡجَامُوسُ
الَّذِي لَهُ سَنَتَانِ وَدَخَلَ فِي الثَّالِثَةِ فَيُجۡزِئُ لِسَبۡعَةِ أَشۡخَاصٍ.
وَلَا
تُجۡزِئُ الۡأُضۡحِيَّةُ بِذَبۡحِ الۡحَيَوَانَاتِ الۡعَوۡرَاءِ الظَّاهِرِ
عَوَرُهَا. وَلَا الۡعَرۡجَاءِ الظَّاهِرِ عَرَجُهَا، وَلَا الۡهَزِيۡلَةِ وَلَا
مَكۡسُورَةِ الۡقَرۡنِ إِنۡ قَلَّ لَحۡمُهَا وَلَا مَقۡطُوۡعَةِ الۡأُذُنِ أَوِ الذَّنَبِ
أَوِ اللِّسَانِ.
وَيُشۡتَرَطُ
فِي الۡأُضۡحِيَّةِ أَنۡ يُعۡطَى الۡفُقَرَاءُ جُزۡءًا مِنۡ لَحۡمِهَا بِشَرۡطِ
أَنۡ يَكُوۡنَ نِيۡئًا. وَيُسَنُّ التَّصَدُّقُ بِجَمِيعِ لَحۡمِهَا إِلَّا
لُقَمًا يَأۡكُلُهَا لِلتَّبَرُّكِ.
عَنۡ
أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رضي اللّٰه عنه: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يُضَحِّى بِكَبۡشَيۡنِ.
AL-UDHIYAH (QURBAN)
Engkau melihat pada Hari Idul Adha bahwa sebagian kaum muslimin menyembelih kambing atau sapi dan membagikan dagingnya untuk kaum fakir dan orang miskin untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Kegiatan ini disebut Udhiyah (kurban).
Hukum kurban adalah sunnah kifayah bagi seorang anggota keluarga jika memiliki jumlah peserta yang banyak. Namun apabila diperuntukkan untuk dirinya sendiri, maka hukumnya menjadi sunnah ‘ain.
Waktu untuk penyembelihan hewan kurban dimulai setelah selesainya shalat dua raka’at dan dua khutbah sejak terbitnya matahari di hari Idul Adha hingga terbenamnya matahari pada akhir hari tasyriq (hari tasyriq yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).
Ibadah kurban dapat dilakukan dengan menyembelih seekor domba (kibas) muda yang umurnya sudah satu tahun masuk tahun ke dua. Atau seekor kambing yang umurnya sudah dua tahun masuk tahun ke tiga. Kurban tersebut diperuntukkan bagi seorang peserta kurban atau satu orang anggota keluarga. Adapun sapi atau kerbau yang umurnya sudah dua tahun masuk tahun ke tiga diperuntukkan bagi tujuh orang peserta kurban.
Tidak dibolehkan untuk berkurban dengan hewan yang buta dan terlihat jelas kebutaannya, dan pincang yang terlihat jelas pincangnya. Dan tidak pula hewan yang kurus, pecah tanduknya, sedikit dagingnya, terpotong telinga, ekor atau lidahnya.
Disyaratkan dalam berkurban untuk memberikan dagingnya meskipun sedikit kepada orang-orang fakir, serta disyaratkan dagingnya masih mentah. Dan disunnahkan untuk menjadikan sedekah sebagian besar dagingnya kecuali beberapa potong untuk dikonsumsi (oleh orang yang berkurban) untuk mengharap berkah.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata bahwa sesungguhnya Nabi ﷺ pernah berkurban dengan dua ekor kibas.
Demikian terjemah dan penjelasan kitab Fiqh Wadhih Juz 3 BAB tentang Qurban, semoga bermanfaat.
0 Komentar