Ini adalah lanjutan dari pembahasan sebelumnya:
Terjemah dan Pembahasan Al-Jawahirul Kalamiyah (1): Muqaddimah dan Pembahasan Pertama Sifat 20
س : كَيۡفَ الۡإِعۡتِقَادُ بِالۡوُجُودِ لِلّٰهِ
تَعَالَى ؟
ج : هُوَ أَنۡ نَعۡتَقِدَ
أَنَّ اللهَ تعالى مَوۡجُوۡدٌ، وَأَنَّ وُجُوۡدَهُ بِذَاتِهِ لَيۡسَ بِوَاسِطَةِ
شَيۡءٍ، وَأَنَّ وُجُوۡدَهُ وَاجِبٌ لَا يُـمۡكِنُ أَنۡ يَلۡحَقَهُ عَدَمٌ.
Pertanyaan : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah Ta’ala bersifat Wujud?
Jawaban : Yaitu dengan meyakini bahwa sesungguhnya Allah itu Ada, dan bahwa wujud Dzat Allah itu ada tanpa perantara apa pun. Dan wujudnya Allah itu adalah wajib, sehingga mustahil bagi-Nya bersifat ‘adam (ketiadaan).
Allah berfirman dalam QS. As-Sajadah [32]: 4
ٱللَّهُ
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ مَا لَكُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَلِيّٖ وَلَا
شَفِيعٍۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ ٤
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Alam semesta ini adalah bukti bahwa Allah itu ada dan alam ini ada karena diciptakan.
س : كَيۡفَ الۡإِعۡتِقَادُ بِالۡقِدَمِ لِلّٰهِ
سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى ؟
ج : هُوَ أَنۡ نَعۡتَقِدَ
أَنَّ اللهَ قَدِيۡـمٌ: نَعۡنِى أَنَّهُ مَوۡجُودٌ قَبۡلَ كُلِّ شَيۡءٍ وَأَنَّهُ
لَـمۡ يَكُنۡ مَعۡدُوۡمًا فِي وَقۡتٍ مِنَ الۡأَوۡقَاتِ، وَأَنَّ وُجُوۡدَهُ لَيۡسَ
لَهُ أَوَّلٌ.
Pertanyaan : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah Ta’ala bersifat Qidam?
Jawaban : Yaitu dengan meyakini bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Dahulu, yakni Allah sudah wujud sebelum adanya segala sesuatu dan sesungguhnya Allah tidak bersifat ‘adam (tiada) sebelum itu, dan sesungguhnya wujud-Nya tidak memiliki permulaan.
Allah berfirman dalam QS. Al-Hadid [57]: 3
هُوَ
ٱلۡأَوَّلُ وَٱلۡأٓخِرُ وَٱلظّٰهِرُ وَٱلۡبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ
عَلِيمٌ ٣
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
س : كَيۡفَ الۡإِعۡتِقَادُ بِالۡبَقَاءِ لِلّٰهِ
سُبۡحَانَهُ وَتَعَالَى ؟
ج : هُوَ أَنۡ نَعۡتَقِدَ
أَنَّ اللهَ سبحانه وتعالى بَاقٍ، وَأَنَّ بَقَاءَهُ لَيۡسَ لَهُ نِـهَايَةٌ،
وَأَنَّهُ لَا يَزُوۡلُ أَصۡلًا، وَلَا يَلۡحَقَهُ الۡعَدَمُ فِي وَقۡتٍ مِنَ الۡأَوۡقَاتِ.
Pertanyaan : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah Ta’ala bersifat Baqa`?
Jawaban : Yaitu dengan meyakini bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Abadi. Keabadiannya tidak terbatas, tidak akan pernah sirna, dan Allah tidak mengenal sifat ketiadaan walaupun hanya sekejap.
Allah berfirman:
وَلَا
تَدۡعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ كُلُّ شَيۡءٍ
هَالِكٌ إِلَّا وَجۡهَهُۥۚ لَهُ ٱلۡحُكۡمُ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ٨٨
“Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Ilah apapun yang lain. Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qashash [28]: 88).
وَيَبۡقَىٰ
وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ
٢٧
“Dan tetap kekal Dzat Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman [55]: 27)
In-Sya Allah bersambung...
0 Komentar