Save Palestine

header ads

Terjemah dan Penjelasan Al-Jawahirul Kalamiyah (5): Sifat Wahdaniyat dan Ilmu


Sifat Wahdaniyat berarti bahwa Allah itu Maha Esa (Tunggal). Allah merupakan satu-satunya yang mengatur alam semesta ini dan Allah adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah. Sedangkan sifat 'Ilmu menunjukkan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu di alam ini, baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.

Penjelasan ini adalah lanjutan dari pembahasan sifat Qiyamuhu binafsih dan Hayat sebelumnya.

س   : كَيۡفَ الۡإِعۡتِقَادُ بِوَحۡدَانِيَّةِ اللهِ تعالى ؟

ج   : هُوَ أَنۡ نَعۡتَقِدَ أَنَّ اللهَ تعالى وَاحِدٌ لَيۡسَ لَهُ شَرِيكٌ وَلَا نَظِيرٌ وَلَا مُـمَاثِلٌ وَلَا ضِدٌّ وَلَا مُعَانِدٌ.

Pertanyaan : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersifat Wahdaniyat (Esa)?

Jawaban : Yaitu dengan meyakini bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai Dzat-Nya, menyamai-Nya, tidak punya lawan yang dapat menandingi-Nya dan tidak pula ada yang bisa menentang-Nya.

Penjelasan:

Dalil mengenai hal ini adalah firman Allah berikut:

قُلۡ هُوَ اللّٰهُ أَحَدٌ  ١

“Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1)

Dalam ayat lain Allah juga berfirman:

لَوۡ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبۡحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الۡعَرۡشِ عَمَّا يَصِفُونَ  ٢٢

“Sekiranya di langit dan di bumi ada Ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya (langit dan bumi) itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah pemilik ‘Arsy dari apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya` [21]: 22)

Seandainya alam ini memiliki pengatur lebih dari satu, sudah pasti masing-masing pengatur memiliki hukum dan aturan yang berbeda. Perbedaan aturan inilah yang akan mengakibatkan hancurnya alam semesta. Namun hal itu tidak terjadi karena Allah bersifat Wahdaniyat (Esa) sebagai satu-satunya pengatur sehingga terciptalah keharmonisan di alam semesta.

س   : كَيۡفَ الۡإِعۡتِقَادُ بِعِلۡمِ اللهِ تعالى ؟

ج   : هُوَ أَنۡ نَعۡتَقِدَ أَنَّ اللهَ تعالى مَوۡصُوفٌ بِالۡعِلۡمِ وَأَنَّهُ بِكُلِّ شَيۡئٍ عَلِيمٌ : يَعۡلَمُ الۡأَشۡيَآءَ كُلَّهَا ظَاهِرَهَا وَبَاطِنَهَا وَيَعۡلَمُ عَدَدَ حَبَّاتِ الرَّمۡلِ وَعَدَدَ قَطَرَاتِ الۡمَطَرِ وَأَوۡرَاقِ الشَّجَرِ وَيَعۡلَمُ السِّرَّ وَأَخۡفَى. لَا تَخۡفَى عَلَيۡهِ خَافِيَةٌ وَعِلۡمُهُ لَيۡسَ بِـمُكۡتَسَبِ، بَلۡ يَعۡلَمُ الۡأَشۡيَاءَ فِي الۡأَزَلِ قَبۡلَ وُجُوۡدِهَا.

Pertanyaan : Bagaimana cara meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersifat ‘Ilmu?
Jawaban : Yaitu dengan meyakini bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui. Sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, baik bathin (dalam) maupun zhahir (luar)nya. Allah mengetahui jumlah butiran pasir, tetesan hujan, dan dedaunan pohon. Allah juga mengetahui segala rahasia dan tidak ada yang samar bagi-Nya. Sifat ilmu Allah tanpa membutuhkan usaha, bahkan Allah sudah mengetahui segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum sesuatu itu ada.

Penjelasan:
Allah berfirman:

قُلۡ أَتُعَلِّمُونَ اللّٰهَ بِدِينِكُمۡ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا فِي السَّمٰوٰتِ وَمَا فِي الۡأَرۡضِۚ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ  ١٦

Katakanlah: “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?” (QS. Al-Hujurat [49]: 16).

Dalam ayat lain juga disebutkan:

وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ الۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِي الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِۚ وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمٰتِ الۡأَرۡضِ وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتٰبٖ مُّبِينٖ  ٥٩

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am [6]: 59)

Allahu A'lam...

* * *
In-Sya Allah bersambung...


Posting Komentar

0 Komentar